Warmadewa Minesterium Medical Journal
https://www.ejurnal.warmadewa.ac.id/index.php/wmmj
<p style="text-align: justify;"><strong>WMMJ (Warmadewa Ministerium Medical Journal)</strong> is the journal of community services area. The mission of WMMJ is to advance knowledge, critical theory, and practice related to purposive community change. This journal welcomes articles that contain the report of community service and empowerment activities to apply various fields of science, especially health. Articles may address current health issues and other important topics impacting the field, which can be submitted by the academic community of the Faculty of Medicine and Health Sciences Warmadewa University, other Faculties of Medicine and Health Sciences, and other related Institutions. It is the medium for hard skills and soft skills development as an integral part of the Tri Dharma Perguruan Tinggi (Education, Research, Public Service) and health services in the forms of media of communication, information, scientific education, as a subsystem of Medicine and Health holistic and comprehensive services. This Journal is published third a year in January, May and September.</p>Warmadewa University Pressen-USWarmadewa Minesterium Medical Journal2829-0127KKN-PPM Edukasi Pencegahan Demam Berdarah Dengue Secara door to door di Desa Ayunan, Kecamatan Abiansemal, Badung-Bali
https://www.ejurnal.warmadewa.ac.id/index.php/wmmj/article/view/10546
<p>Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN-PPM) adalah suatu kegiatan yang didesain untuk memberikan pengalaman mahasiswa terjun ke lapangan dan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan. Salah satu program KKN-PPM Universitas Warmadewa adalah melakukan sosialiasi tentang bahaya dan cara pencegahan infeksi demam berdarah dengue (DBD). Sosialisasi sangat penting karena DBD adalah salah satu penyakit infeksi yang cukup dominan di Indonesia termasuk di Bali. Kegiatan dilakukan pada 24-25 Juli 2024 bertempat di Desa Ayunan, Kecamatan Abiansemal, Badung-Bali dan difokuskan pada dua banjar yaitu banjar Badung dan Badung Tengah dengan metode <em>door to door</em>. Pemilihan metode <em>door to door</em> dipilih karena warga sulit dikumpulkan pada suatu tempat dalam waktu tertentu akibat berbagai kesibukan. Dalam pelaksanaan kegiatan, sebanyak 2-4 orang anggota tim KKN-PPM mengunjungi rumah-rumah warga dan membawa poster untuk menjelaskan secara langsung tentang DBD pada 25 warga desa dikedua banjar tersebut. Penjelasan meliputi penyebab DBD, gejala, cara pencegahan dan pertolongan pertama pada infeksi DBD. Tingkat pemahaman warga meningkat sebesar 56% apabila membandingkan nilai pre dan post test, khusunya terkait pemahaman konsep dan pencegahan DBD. Hasil ini memberikan indikasi bahwa pendekatan sosialisasi <em>door-to-door</em> cukup efektif untuk membangun kesadaran responden yang terlibat untuk mewaspadai infeksi DBD dan mempraktekkan cara pencegahan di lingkungan tempat tinggal mereka.</p>Anak Agung Gede Indraningrat
Copyright (c) 2024 Warmadewa Minesterium Medical Journal
2024-09-292024-09-293317718110.22225/wmmj.3.3.2024.177-181Pemberdayaan Kader Posyandu Dalam Stimulasi Perkembangan Bayi Melalui Baby Gym di Banjar Tandang Tri Buana, Desa Batur Tengah, Kintamani
https://www.ejurnal.warmadewa.ac.id/index.php/wmmj/article/view/10566
<p>Gangguan perkembangan pada bayi dan anak menjadi perhatian pemerintah karena dampak yang dapat ditimbulkan. Gangguan perkembangan motorik banyak ditemukan pada bayi usia 3-5 bulan. Gangguan ini berupa keterlambatan perkembangan yang tidak sesuai dengan usianya. Kondisi ini terjadinya karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya rendahnya stimulus yang diberikan. Berdasarkan wawancara bersama kader Posyandu di Banjar Tandang Tribuana, Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, didapatkan bahwa pemberian informasi mengenai perkembangan anak masih rendah, pelatihan mengenai pemberian stimulasi bayi dan anak juga masih jarang dilakukan, serta belum pernah dilakukan pelatihan mengenai <em>baby gym.</em> Melihat permasalahan tersebut, maka solusi yang dapat dilakukan antara lain memberikan edukasi mengenai tumbuh kembang serta stimulasi anak berdasarkan usia, dan pelatihan mengenai <em>baby gym </em>yang dapat membantu perkembangan bayi dan anak. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mitra mengenai tumbuh kembang anak, stimulasi perkembangan sesuai usia, mengenali keterlambatan perkembangan serta meingkatkan keterampilan mitra dalam melakukan <em>baby gym.</em> Mellalui kegiatan ini didapatkan hasil berupa peningkatan pengetahuan mitra mengenai tumbuh kembang dan stimulasi anak sebesar 51.17%, peningkatan keterampilan mitra dalam memberikan stimulasi serta melalukan <em>baby gym. </em>Kehadiran peserta 100% dengan pastisipasi aktif melalui respon yang diberikan oleh peserta. Kesimpulannya, program ini terlaksana dengan lancar dan dapat memenuhi indikator keberhasilan program yang sudah ditetapkan oleh tim pengabdian.</p> <p> </p>Komang Trisna SumadewiAnak Agung Ayu Asri Prima DewiFransiscus Fiano Anthony KeransNi Putu Diah WitariDewa Ayu Agung Alit Suka AstiniLuh Gede EvayantiIda Kurniawati
Copyright (c) 2024 Warmadewa Minesterium Medical Journal
2024-09-292024-09-293318218810.22225/wmmj.3.3.2024.182-188Pelatihan dan Pendampingan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Desa Bayung Gede, Kintamani, Bangli
https://www.ejurnal.warmadewa.ac.id/index.php/wmmj/article/view/10582
<p>Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang berdampak buruk terhadap kesehatan, intelegensia, dan masa depan anak. Berdasarkan laporan SSGI tahun 2022, prevalensi stunting balita nasional mencapai 24,4%, dengan prevalensi stunting pada Bali sebesar 10,9%. Kecamatan Kintamani menempati peringkat teratas untuk prevalensi stunting, khususnya desa Bayung Gede yang termasuk dua besar peringkat stunting tertinggi (13,51%). Tugas pemantauan tumbuh kembang ini merupakan tugas semua lapisan pemerintah, dengan garda terdepan yaitu kader posyandu. Kader posyandu berperan dalam pemantauan tumbuh kembang balita, namun kesiapan kader ini harus diimbangi dengan partisipasi Masyarakat untuk memanfaatkan posyandu tersebut. Hal ini akan berdampak pada hasil pemantauan pertumbuhan oleh kader saat kunjungan rumah balita yang tidak datang ke posyandu menjadi kurang akurat. Melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi maka diadakan sebuah kegiatan pelatihan dan pendampingan deteksi dini tumbuh kembang balita bagi pengelola posyandu desa Bayung Gede, Kintamani, Bangli. Kegiatan yang dilakukan adalah melatih kader posyandu dalam melakukan pengukuran antropometri yang benar dan tepat, kemudian membuat grafik berdasarkan hasil tersebut dan menginterpretasikannya, sehingga kader dapat mendeteksi dini ketika ditemukan adanya penyimpangan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Pengetahuan partsipan sebelum dilakukan sosialisasi sebesar 30% sedangkan setelah sosialisasi dilakukan sebesar 90%. Kegiatan ini meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya deteksi dini tumbuh kembang pada balita dan melakukan kegiatan yang positif untuk remaja. Simpulan dari kegiatan PKM ini tingkat pengetahuan dari kader posyandu setelah dilakukan kegiatan pendampingan ini dikategorikan baik.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: stunting, tumbuh kembang, anak, kintamani, bali</p>Ni Putu Indah Kusumadewi RiandraPutu Austin Widyasari Wijaya
Copyright (c) 2024 Warmadewa Minesterium Medical Journal
2024-09-292024-09-293318919310.22225/wmmj.3.3.2024.189-193Program Revitalisasi Pemberian Tablet Tambah Darah dalam Pencegahan Stunting di SMA Negeri 1 Kintamani
https://www.ejurnal.warmadewa.ac.id/index.php/wmmj/article/view/10523
<p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>Stunting is a growth disorder in children where the body length is shorter than that of children of the same age as a result of chronic malnutrition starting when the child is still in the womb. Malnutrition and anemia since adolescence have an impact on the incidence of stunting in one area. The government is carrying out efforts to prevent anemia in adolescents in order to prevent stunting in the form of the Teenage Girls' Blood Supplement Tablet Program (TTD Rematri) targeting girls aged 12-18 years. SMAN 1 Kintamani is one of the schools where TTD Rematri is implemented. Based on interviews with the person in charge of the program and with the implementation teacher at SMAN 1 Kintamani, it is known that the main problem that occurs is the very low level of compliance of female students in taking TTD which is caused by students' low knowledge about the TTD program and weak supervision of taking medication. Therefore, the proposed solution in assisting schools in implementing Rematri TTD at SMAN 1 Kintamani is: 1) increasing female students' knowledge about TTD through peer education, 2) increasing compliance with taking TTD through the use of teachers as medication taking supervisors (PMO), and 3) implement a medication monitoring system. The activities carried out in this mentoring are: 1) socialization of the program to leaders, teachers and female students of SMAN 1 Kintamani, 2) Training of peer educators, 3) Implementation of peer education, 4) provision of TTD with supervision by the teacher as PMO. The principal will supervise the implementation of the TTD program at school, the teacher will act as PMO, and the PMR (Youth Red Cross) students will act as peer educators. Evaluation is carried out after training and after the program is completed. The result of this service is that the revitalization program for providing blood supplement tablets at SMAN 1 Kintamani is running smoothly. From this mentoring program, 75% of female students experienced increased knowledge about TTD and adhered to taking medication.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Program, revitalization, blood supplement tablets, stunting, SMAN 1 Kintamani</em></p>Luh Gede Pradnyawati
Copyright (c) 2024 Warmadewa Minesterium Medical Journal
2024-09-292024-09-293319419910.22225/wmmj.3.3.2024.194-199Sosialisasi UMKM dan Pemberdayaan Kelompok Banten dalam Skrining Hipertensi di Desa Adat Budaga, Klungkung
https://www.ejurnal.warmadewa.ac.id/index.php/wmmj/article/view/10573
<p style="font-weight: 400;">Kelompok Banten merupakan sekumpulan anggota pembuat banten atau sarana upakara dalam umat Hindu. Dewasa ini peningkatan pesanan banten pada Kelompok Banten ini terjadi secara cepat, dengan jenis banten yang bervariasi dan pada banten jenis tertentu memerlukan modal yang besar. Sebelumnya, modal dikumpulkan secara kolektif oleh anggota kelompok, namun belakanga ini tidak mencukupi dan terdapat keinginan untuk melakukan pinjaman ke bank. Berdasarkan hal tersebut perlu dibentuk suatu struktur organisasi yaitu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pada Kelompok Banten untuk memudahkan persayaratan kredit di bank dengan adanya program-program pinjaman khusus untuk UMKM. Oleh karena itu, dilakukan penyuluhan mengenai UMKM terhadap perwakilan Kelompok Banten. Selain itu, sering ditemukan penyakit kronis seperti hipertensi pada anggotanya, yang menimbulkan keluhan berkelanjutan dan sering menghambat proses pembuatan pesanan banten. Berdasarkan hal tersebut pula dilakukan penyuluhan mengenai cara mengukur tekanan darah dan langkah penanganan awal hipertensi. Penyuluhan UMKM dan pengukuran tekanan darah diikuti oleh perwakilan anggota Kelompok Banten. Setelah penyuluhan, pengetahuan mengenai UMKM oleh perwakilan kelompok meningkat, begitu juga dengan pengetahuan mengenai pengukuran tekanan darah, sudah dapat dilakukan oleh beberapa anggota kelompok secara mandiri.</p> <p style="font-weight: 400;"> </p> <p style="font-weight: 400;">Kata kunci: Kelompok Banten, UMKM, Tekanan Darah</p>Putu Austin Widyasari WijayaNi Putu Indah Kusumadewi Riandra
Copyright (c) 2024 Warmadewa Minesterium Medical Journal
2024-09-292024-09-293320020310.22225/wmmj.3.3.2024.200-203Upaya Peningkatan Kepedulian Kesehatan Mental Remaja pada Siswa Sekolah di SMPN 4 Tegallalang
https://www.ejurnal.warmadewa.ac.id/index.php/wmmj/article/view/10578
<p><em>Mental health is a major problem that is often ignored in adolescents. Adolescents need to understand mental health in order to recognize themselves and communicate well in dealing with problems. Adolescents who have a healthy mentality can adapt well in facing challenges and changes. Mental health problems in adolescents are a concern for junior high school students (SMP) including at SMP Negeri 4 Tegallalang. This community service aims to increase awareness of adolescent mental health in junior high school students. The method used is providing material on mental health in adolescents including bullying words and how to deal with bullying. After providing the material, the event continued with questions and answers session. At the end of the activity, students were given a questionnaire as evaluation material for the implementation of the community service. A total of 39 students of SMP Negeri 4 Tegallalang participated in the community service activity and felt comfortable and very comfortable in sharing experiences, felt supported and very supported to seek help or talk about mental health. Students also felt able to reduce the stigma in society regarding adolescent mental health. Community service activities regarding mental health should be carried out continuously for adolescents, especially junior high school students, so that they become a strong and resilient mental foundation in facing challenges.</em></p>Rima Kusuma Ningrum
Copyright (c) 2024 Warmadewa Minesterium Medical Journal
2024-09-292024-09-293320420810.22225/wmmj.3.3.2024.204-208Pengabdian kepada Masyarakat dalam Upaya Pemanfaatan Ubi Ungu untuk Kesehatan Hidup Sehari-hari
https://www.ejurnal.warmadewa.ac.id/index.php/wmmj/article/view/10567
<p>Abstrak</p> <p>Penelitian tentang umbi ubi jalar ungu memiliki khasiat terhadap kesehatan melalui tingginya kadar antioksidan, antikarsinogenik, dan antiinflamasi. Kandungan antosianin yang cukup tinggi menjadi kunci utamanya. Oleh karenanya, antioksidan yang terkandung di umbi ubi jalar ungu tersebut sangat bermanfaat mencegah penyakit degeneratif. Seiring berjalannya waktu, kesadaran masyarakat mengenai pentingnya hidup sehat mulai meningkat. Solusi yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan ini adalah melalui program pengabdian terkait pemanfaatan ubi ungu untuk mencegah penyakit degeneratif pada lansia. Program ini menargetkan 60 masyarakat karang lansia di Desa Celuk, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan mereka terkait zat yang terkandung di dalam ubi ungu, cara pengolahan ubi ungu, dan manfaat kesehatan yang diperoleh dari ubi ungu. Metode pelaksanaan kegiatan ini dikemas menarik dengan hiburan, praktek pembuatan jus ubi ungu, sesi diskusi interaktif, dan evaluasi melalui pre-test dan post-test untuk mengukur efektivitas program. Hasil dari program ini menunjukan peningkatan signifikan dalam pengetahuan masyarakat mengenai manfaat dan khasiat ubi ungu untuk kesehatan hidup sehari-hari, dengan rata-rata peningkatan yang didukung oleh hasil uji statistik. Dengan demikian, pengabdian kepada masyarakat dalam upaya pemanfaatan ubi ungu untuk kesehatan hidup sehari-hari dapat meningkatkan kesadaran masyarakat karang lansia terkait pentingnya menjaga kesehatan di usia tua. Diperlukan perluasan cakupan program pengabdian ini ke wilayah-wilayah lain dan mengintegrasikan evaluasi jangka panjang untuk memastikan keberlanjutan kesadaran masyarakat dan perubahan perilaku yang diharapkan.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Desa Celuk, Lansia, Pengabdian masyarakat, Ubi Ungu</p> <p> </p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>Community Service in an Effort to Utilise Purple Sweet Potato for Daily Living Health</em></p> <p><em>Research shows that purple sweet potato tubers have health benefits through high levels of antioxidants, anticarcinogenic, and anti-inflammatory substances. The high anthocyanin content is the main key. Therefore, the antioxidants contained in purple sweet potato tubers are very useful in preventing degenerative diseases. As time goes by, public awareness of the importance of healthy living begins to increase. The solution implemented to overcome this problem is through a community service program related to the use of purple sweet potatoes to prevent degenerative diseases in the elderly. This program targets 60 elderly communities in Celuk Village, with the aim of increasing their knowledge regarding the substances contained in purple sweet potatoes, how to process purple sweet potatoes, and the health benefits obtained from purple sweet potatoes. The method of implementing this activity is packaged attractively with entertainment, practice of making purple sweet potato juice, interactive discussion sessions, and evaluation through pre-test and post-test to measure the effectiveness of the program. The results of this program show a significant increase in public knowledge regarding the benefits and properties of purple sweet potatoes for daily health, with an average increase supported by statistical test results. Thus, community service in efforts to utilize purple sweet potatoes for daily health can increase awareness of the elderly community regarding the importance of maintaining health in old age. It is necessary to expand the scope of this service program to other areas and integrate long-term evaluation to ensure continued community awareness and expected behavioral changes.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Keywords: </strong><em>Celuk Village, Elderly Population, Community Service, Purple Sweet Potato.</em></p> <p> </p>I Made JawiI Wayan Putu Sutirta YasaCokorda Agung Wahyu PurnamasidhiI Made Naris PujawanAnom SuardikaI Nyoman Wawan Tirtha YasaCokorda Agung PratiwiI G Mahapraja Divasta
Copyright (c) 2024 Warmadewa Minesterium Medical Journal
2024-09-292024-09-293320921710.22225/wmmj.3.3.2024.209-217Pendampingan/Revitalisasi Posyandu Cempaka 1 Banjar Taked Desa Selulung Kecamatan Kintamani
https://www.ejurnal.warmadewa.ac.id/index.php/wmmj/article/view/10599
<p style="font-weight: 400;"><em>Stunting is chronic malnutrition, especially experienced by toddlers, and has unfavorable short-term and long-term outcomes. There are so many impacts caused by stunting that require serious treatment, both in Indonesia and throughout the world. Stunting can have an impact on cognitive decline, impaired immunity, and the risk of suffering from degenerative diseases in the future. The main causes of stunting include family factors/parenting patterns, breast milk, inadequate provision of MPASI, and infection. This community service activity involves families of stunted and potentially stunted toddlers in Banjar Taked, Selulung Village, Kintamani, and Bangli as partners. The main focus of the problems is increasing family knowledge regarding making and providing adequate, healthy, and nutritious MPASI from local food ingredients, as well as increasing the ability of posyandu cadres to carry out anthropometric measurements. The proposed solution to the problem of insufficient nutritional intake in children under five is increasing the knowledge of mothers of toddlers about parenting patterns and healthy food for children under five and the skills in making PMT from local food ingredients as well as increasing the ability of posyandu cadres in carrying out anthropometric measurements. The methods used in this activity are counseling, discussion, and training. The results of this activity are an increase in the knowledge of posyandu cadres in carrying out anthropometric measurements as well as an increase in the knowledge of mothers of toddlers regarding providing MPASI that is adequate and has high nutritional value. After this service was carried out, partners began to be moved to provide nutritious food to prevent stunting in toddlers.</em></p>Putu Ayunda TrisniaNi Wayan Sri Ekayanti
Copyright (c) 2024 Warmadewa Minesterium Medical Journal
2024-09-292024-09-293321822310.22225/wmmj.3.3.2024.218-223Pemberdayaan Kelompok Ibu Desa Sebatu Sebagai Kader Sadar Gizi dan Tumbuh Kembang Balita
https://www.ejurnal.warmadewa.ac.id/index.php/wmmj/article/view/10559
<p><strong>Abstrak </strong></p> <p>Saat pandemi COVID-19 pemerintah memberlakukan pembatasan sosial untuk mengurangi penyebaran virus tersebut. Hal ini memberikan dampak signifikan pada banyak sektor, termasuk pelaksanaan posyandu yang juga harus membatasi aktivitas tatap muka. Pembatasan tatap muka ini berpotensi menyebabkan terbatasnya penyampaian informasi kepada ibu-ibu mengenai gizi dan tumbuh kembang balita, sehingga berpotensi meningkatkan risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Untuk mengatasi permasalahan ini, kami mengadakan program pemberdayaan kelompok ibu sebagai kader sadar gizi dan tumbuh kembang balita. Mitra kami pada kegiatan ini adalah kelompok ibu di daerah Banjar Tegal Suci, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Gianyar yang memiliki anak usia 0-5 tahun. Pada program ini kelompok ibu dan tenaga kesehatan terhubung dengan media sosial “WhatsApp” yang bertujuan untuk mempermudah penyampaian informasi mengenai gizi seimbang dan pemantauan tumbuh kembang anak. Metode yang digunakan adalah metode penyuluhan dan pendampingan yang dilakukan dengan perpaduan luring dan daring, serta dilakukan evaluasi melalui pre dan post test dengan rerata peningkatan pengetahuan sebanyak 73,81%. Selain itu mitra juga dapat mempertahankan tumbuh kembang balita mereka dalam rentang normal.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>komunikasi, tumbuh kembang, balita</p>Sri Ratna DewiNi Putu Diah WitariA.A.G. BudhitresnaNi Luh Putu Eka Kartika Sari
Copyright (c) 2024 Warmadewa Minesterium Medical Journal
2024-09-302024-09-303322422910.22225/wmmj.3.3.2024.224-229PKM Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat, Pelatihan Pembuatan Kompos, dan Literasi Pasar Modal pada PKK Kelurahan Sesetan
https://www.ejurnal.warmadewa.ac.id/index.php/wmmj/article/view/10569
<p>Penggunaan obat yang rasional dalam pengobatan sendiri atau swamedikasi adalah bagian yang krusial untuk mendapatkan luaran terapi yang diinginkan. Namun, belum semua masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang hal tersebut, termasuk mitra pada Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini yaitu kelompok ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan. Pada diskusi awal, mitra menyatakan bahwa mereka memiliki pemahaman yang terbatas mengenai swamedikasi yang rasional sehingga membuat mitra menjadi ragu dalam melakukan swamedikasi, serta terkadang melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak disadari saat melakukan swamedikasi terhadap diri sendiri maupun keluarganya. Mitra juga membutuhkan pelatihan terkait pengolahan sampah-sampah daun dan canang yang membludak terutama ketika hari raya besar seperti Galungan dan Kuningan. Selain itu, mitra juga memerlukan pelatihan mengenai pasar modal, terutama terkait dengan investasi saham sebagai alternatif investasi keluarga. Oleh karena itu, PKM ini memberikan penyuluhan kepada mitra kelompok PKK tentang Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) yang mencakup penggunaan obat secara rasional dalam swamedikasi, penggunaan antibiotik yang benar, cara penyimpanan dan pembuangan obat yang benar, serta cara penggunaan obat dalam bentuk sediaan khusus. Mitra juga diberikan pelatihan pendaur-ulangan sampah organik menjadi kompos dan pelatihan literasi pasar modal. Metode yang diterapkan meliputi <em>focus group discussion</em> atau diskusi kelompok terarah, penyuluhan dan pemutaran video tentang Gema Cermat, pelatihan daur ulang sampah organik, serta pelatihan pasar modal. Hasil evaluasi berdasarkan nilai <em>pretest</em> dan <em>posttest </em>menunjukkan adanya peningkatan pemahaman mitra terhadap materi-materi yang telah disampaikan, dengan rata-rata nilai 54/100 pada <em>pretest</em> menjadi 90/100 pada <em>posttest</em>. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan PKM ini telah berhasil meningkatkan pemahaman mitra mengenai Gema Cermat, daur ulang sampah organik, serta literasi pasar modal.</p>Made Dharmesti WijayaAnak Agung Gede IndraningratIda Ayu Agung Idawati
Copyright (c) 2024 Warmadewa Minesterium Medical Journal
2024-09-302024-09-303323023510.22225/wmmj.3.3.2024.230-235Peningkatan Gizi Keluarga Balita Stunting Melalui Kreativitas Pangan Lokal di Desa Bayung Gede Kecamatan Kintamani
https://www.ejurnal.warmadewa.ac.id/index.php/wmmj/article/view/10586
<p>Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang berdampak negatif pada kesehatan, kecerdasan, dan masa depan anak. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa 49,2% balita di Desa Bayung Gede berisiko terkena stunting. Tingginya angka stunting ini berhubungan erat dengan rendahnya asupan gizi pada anak, yang dipengaruhi oleh pola asuh yang kurang tepat dan lemahnya ketahanan pangan keluarga. Keluarga balita stunting dan yang berpotensi mengalami stunting menjadi mitra utama dalam program pendampingan ini. Dua permasalahan utama yang akan diatasi adalah: 1) asupan gizi balita yang masih di bawah standar kecukupan gizi, dan 2) keterampilan ibu balita dalam membuat makanan pendamping ASI (MPASI) bergizi dari bahan pangan lokal masih terbatas. Solusi yang ditawarkan meliputi: 1) peningkatan pengetahuan ibu balita mengenai pola asuh dan nutrisi sehat serta keterampilan membuat PMT berbahan pangan lokal, dan 2) pemberian bantuan berupa paket gizi. Tahapan program pendampingan ini mencakup: 1) sosialisasi dengan semua pihak yang terlibat pada tahap awal, 2) penyuluhan kepada ibu balita mengenai pola asuh dan pelatihan membuat MPASI sehat untuk balita, dan 3) pemberian paket gizi berupa susu tinggi protein kepada keluarga yang membutuhkan. Hasil yang didapatkan dari program ini adalah peningkatan pengetahuan ibu balita yang dapat dilihat dari peningkatan postest (56,00) daripada pretest (89,50). Paket gizi juga telah diterima dengan baik oleh ibu balita. Dapat disimpulkan kegiatan telah berjalan dengan lancar dan diharapkan ke depannya terdapat kegiatan yang serupa secara berkelanjutan.</p>Asri LestariniDesak Putu Citra Udiyani Putu Nita Cahyawati Anak Agung Sri Agung Aryastuti Pande Ayu Naya Kasih Permatananda
Copyright (c) 2024 Warmadewa Minesterium Medical Journal
2024-09-302024-09-303323624110.22225/wmmj.3.3.2024.236-241Penyuluhan dan Skrining dalam Upaya Preventif Pre Diabetes pada Remaja di SMPN 9 Denpasar
https://www.ejurnal.warmadewa.ac.id/index.php/wmmj/article/view/10556
<p>Dalam beberapa tahun belakangan terjadi peningkatan dari kejadian penyakit tidak menular di Indonesia, salah satu yang paling banyak ditemui yaitu penyakit diabetes mellitus. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang terjadi oleh interaksi berbagai faktor: genetik, imunologik, lingkungan dan gaya hidup. Penyakit ini ditandai dengan keadaan hiperglikemia akibat disfungsi dari sekresi insulin, kerja insulin, ataupun keduanya. Penyakit diabetes pada umumnya akan dimulai dengan kondisi prediabetes Dalam jangka waktu 3 - 5 tahun, sekitar 25% prediabetes bisa berkembang menjadi diabetes mellitus tipe 2, 50% senantiasa dalam keadaan prediabetes, serta 25% kembali pada kadar glukosa darah normal. Dukungan pemahaman dan pemeriksaan secara dini melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memperkuat kader di SMPN 9 Denpasar dalam memberikan contoh positif dalam pola hidup sehat mencegah terjadinya diabetes mellitus pada remaja.Metode yang dipakai adalah dengan memberi penyuluhan, melakukan pemeriksaan glukosa darah pada kader siswa, serta memberikan pendampingan kader. Setelah pelaksanaan PKM diperoleh peningkatan pengetahuan kader sebanyak 73,3% (diikuti oleh 25 orang kader) mengenai diabetes mellitus dan pola hidup sehat. Selain itu dilakukan juga pemeriksaan glukosa darah kepada 25 kader dan hasil kadar glukosa darah secara keselurahan masih dalam kategori normal.</p> <p>Kata kunci: penyuluhan, diabetes mellitus, glukosa darah</p>Budhitresna Anak Agung Gede
Copyright (c) 2024 Warmadewa Minesterium Medical Journal
2024-09-302024-09-303324224610.22225/wmmj.3.3.2024.242-246Pemberdayaan Posyandu Kamboja Dalam Pemberian Susu Protein Hewani Pada Balita yang Beresiko Mengalami Stunting di Banjar Peludu, Desa Bayung Gede
https://www.ejurnal.warmadewa.ac.id/index.php/wmmj/article/view/10519
<p>Stunting dapat disebabkan oleh kurangnya akses terhadap makanan bergizi, kekurangan vitamin dan mineral, serta rendahnya keragaman pangan dan sumber protein hewani. Faktor-faktor seperti pola asuh ibu yang tidak baik, terutama dalam hal perilaku dan praktik pemberian makan, juga berkontribusi pada stunting. Jika ibu kekurangan nutrisi selama masa remaja, kehamilan, dan laktasi, hal ini dapat sangat mempengaruhi pertumbuhan tubuh dan otak anak. Pencegahan stunting bisa dilakukan dengan meningkatkan konsumsi makanan bergizi dari sumber hewani seperti daging, susu, telur, serta buah dan sayur lokal sejak masa kehamilan. Susu memiliki kandungan vitamin B12 dan asam folat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi balita. Tujuan kegiatan adalah melakukan penyuluhan dan demonstrasi terkait deteksi dini tumbuh kembang balita pada pakder posyandu serta melakukan intervensi gizi spesifik pada balita yang beresiko stunting. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, demonstrasi dan intervensi gizi pada balita. Penyuluhan dilakukan pada lima kader posyandu kamboja di Banjar Peludu, serta melakukan intervensi gizi spesifik dengan pemberian susu formula pada sepuluh balita yang beresiko stunting. Lokasi kegiatan dilakukan di Desa Bayung Gede Kecamatan Kintamani. Hasil kegiatan ini tidak ditemukan penyimpangan tumbuh kembang pada 10 balita di Banjar Peludu Desa Bayung Gede. Intervensi gizi spesifik dilakukan selama tiga bulan kepada sepuluh balita.</p>Anny Eka Pratiwi
Copyright (c) 2024 Warmadewa Minesterium Medical Journal
2024-09-302024-09-303324725110.22225/wmmj.3.3.2024.247-251Pemberdayaan Kader Posyandu di Desa Bayung-Gede Bangli dalam Pencegahan Stunting Melalui Edukasi Makanan Bergizi Seimbang
https://www.ejurnal.warmadewa.ac.id/index.php/wmmj/article/view/10589
<p>Stunting adalah gangguan pertumbuhan linier yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia. Anak yang menderita stunting mungkin tidak dapat mencapai potensi genetik dan kesehatan mereka yang ideal. Salah satu faktor yang menyebabkan stunting adalah pemberian makanan bayi dan anak yang tidak memenuhi kebutuhan nutrisi. Pola pengasuhan, keragaman dalam pemberian makanan, dan pengetahuan ibu atau pengasuh tentang makanan dengan gizi seimbang adalah faktor lain yang berkontribusi pada masalah ini. Data di Kabupaten Bangli menunjukkan angka stunting pada balita di Desa Bayung Gede Kecamatan Kintamani-Bangli pada tahun 2022 masih cukup tinggi. Dari data hasil pengukuran angka kecukupan gizi diketahui bahwa asupan protein pada anak balita stunting di Desa Bayung Gede jauh di bawah angka kecukupan gizi anak seusianya. Berdasarkan analisis situasi tersebut maka dilaksanakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan kader Posyandu Desa Bayung Gede-Kintamani tentang praktik pemberian makanan bayi dan anak (PMBA) dengan gizi seimbang. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini telah meningkatkan pengetahuan peserta dari rata-rata skor pengetahuan 6,41 menjadi 8,91 (p<0.05) yang dilihat dari peningkatan nilai pre-test dan post-test. Dengan kegiatan ini kader diharapkan dapat memberikan contoh resep makanan dengan gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari kepada ibu-ibu di Desa Bayung Gede-Kintamani. Dalam kegiatan ini juga diberikan paket ayam buras serta demplot kepada keluarga balita yang memerlukan sehingga diharapkan keluarga balita tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarga secara mandiri terutama asupan proteinnya. </p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci: gizi seimbang, kader posyandu, PMBA, Bayung Gede</strong></p>Anak Agung Sri Agung AryastutiDesak Putu Citra UdiyaniPutu Ayunda TrisniaPande Ayu Naya Kasih Permatananda
Copyright (c) 2024 Warmadewa Minesterium Medical Journal
2024-09-302024-09-303325225610.22225/wmmj.3.3.2024.252-256Pelatihan Manuver Pernafasan dan Posisi pada Pasien Pasca Covid 19
https://www.ejurnal.warmadewa.ac.id/index.php/wmmj/article/view/10614
<p>Corona virus adalah virus yang menginfeksi sistem pernapasan baik infeksi pernapasan ringan maupun berat yang dapat menyebabakan pneumonia. Saat terjadi pneumonia berat atau ARDS, alveoli dalam paru-paru meradang dan tersumbat. Kondisi ini menyebabkan pasien mengalami kesulitan bernapas karena paru-paru terisi cairan, menjadi kaku dan sulit mengembang dan mengempis, sehingga pasien membutuhkan pertolongan segera agar terbebas dari keluhan tersebut sehingga perlu dilakukan upaya perawatan suportif dan rehabilitatif untuk mengurangi gejala dan risiko kematian. Perawatan suportif yang saat ini sedang banyak dilakukan untuk pasien Covid 19 adalah posisi pronasi. Posisi pronasi akan menyebabkan terjadinya homogenitas dari aleveolar paru, sehingga tidak terjadi hiperinflasi di daerah ventral paru dan kolaps pada bagian dorsal paru. Dari hal tersebut makan dibuatlah program PKM pelatihan maneuver pernapasan dan posisi pada pasien Covid 19. Kegiatan PKM ini dimulai dengan koordinasi dan sosialisasi, pelatihan dan pemberian edukasi mengenai Adapun hasil evalusi dari kegiatan PKM adalah terjadinya peningkatan pengetahuan yaitu rata-rata 82.2% dan mitra dapat menerapkan manuver pernapasan dan posisi serta dapat menggunakan alat medis seperti tensimeter, oksimeter, thermometer secara benar dan mandiri</p> <p> </p>Budiyasa Dewa Gde AgungNi Kadek NoviantariNi Komang Ady Tri Hapsari
Copyright (c) 2024 Warmadewa Minesterium Medical Journal
2024-09-302024-09-303325726010.22225/wmmj.3.3.2024.257-260