Pelatihan dan Pendampingan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Desa Bayung Gede, Kintamani, Bangli
Abstract
Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang berdampak buruk terhadap kesehatan, intelegensia, dan masa depan anak. Berdasarkan laporan SSGI tahun 2022, prevalensi stunting balita nasional mencapai 24,4%, dengan prevalensi stunting pada Bali sebesar 10,9%. Kecamatan Kintamani menempati peringkat teratas untuk prevalensi stunting, khususnya desa Bayung Gede yang termasuk dua besar peringkat stunting tertinggi (13,51%). Tugas pemantauan tumbuh kembang ini merupakan tugas semua lapisan pemerintah, dengan garda terdepan yaitu kader posyandu. Kader posyandu berperan dalam pemantauan tumbuh kembang balita, namun kesiapan kader ini harus diimbangi dengan partisipasi Masyarakat untuk memanfaatkan posyandu tersebut. Hal ini akan berdampak pada hasil pemantauan pertumbuhan oleh kader saat kunjungan rumah balita yang tidak datang ke posyandu menjadi kurang akurat. Melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi maka diadakan sebuah kegiatan pelatihan dan pendampingan deteksi dini tumbuh kembang balita bagi pengelola posyandu desa Bayung Gede, Kintamani, Bangli. Kegiatan yang dilakukan adalah melatih kader posyandu dalam melakukan pengukuran antropometri yang benar dan tepat, kemudian membuat grafik berdasarkan hasil tersebut dan menginterpretasikannya, sehingga kader dapat mendeteksi dini ketika ditemukan adanya penyimpangan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Pengetahuan partsipan sebelum dilakukan sosialisasi sebesar 30% sedangkan setelah sosialisasi dilakukan sebesar 90%. Kegiatan ini meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya deteksi dini tumbuh kembang pada balita dan melakukan kegiatan yang positif untuk remaja. Simpulan dari kegiatan PKM ini tingkat pengetahuan dari kader posyandu setelah dilakukan kegiatan pendampingan ini dikategorikan baik.
Kata kunci: stunting, tumbuh kembang, anak, kintamani, bali