Inovasi Joint Bambu Pada Tenda Tradisional Bali (Taring) Dengan Material Besi

  • I Putu Ananta Ari Pramana Program Studi Arsitektur, Universitas Warmadewa
  • I Gede Krisna Adi Pratama Program Studi Arsitektur, Universitas Warmadewa
  • I Gusti Agung Prianka Lakshmi Program Studi Arsitektur, Universitas Warmadewa
  • Anak Agung Gede Raka Gunawarman Program Studi Arsitektur, Universitas Warmadewa
  • I Wayan Wirya Sastrawan Program Studi Arsitektur, Universitas Warmadewa
Kata Kunci: Taring, Joint, Bambu, Tenda, Tradisional

Abstrak

Taring merupakan bangunan yang sering digunakan sebagai peneduh pada saat berjalannya upacara yadnya, dalam pengerjaan tetaring tradisional bali bahan material yang dipakai adalah bambu dengan proses pembuatan yang cukup rumit serta membutuhkan rentang waktu yang lama selain itu untuk mengerjakannya membutuhkan banyak orang yang ahli dalam membuat tetaring. Pengerjaan yang rumit dan waktu yang lama tersebut membuat terciptalah sebuah kombinasi material yang digunakan pada system sambunganya, material yang digunakan adalah material besi. Kombinasi sambungan tersebut terjadi karena atas dasar kebutuhan industri dengan alasan untuk mengefisiensi pekerjaan. Taring dengan kombinasi material yang terdapat pada sambungan tersebut sasarannya yaitu pada acara pernikahan, acara ceremony, dan lainnya, untuk acara keagamaan tidak disarankan untuk menggunakan inovasi tetaring ini, dikarenakan pakem dan makna tetaring tradisional bali tersebut sangat besar pengaruhnya dalam melancarkan jalannya upacara agama. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan dengan metode kuantitatif dengan melakukan percobaan, pengumpulan data dan jurnal pendukung untuk memperoleh suatu informasi yang akan digunakan untuk pertimbangan. Metode percobaan akan dilakukan langsung dengan mencoba produk yang dibuat, pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan cara melakukan observasi, dokumentasi data berupa foto, dan artikel lainnya dari jurnal dan internet.

Referensi

Siwalatri, N. K. A. “Tetaring†Balinese Temporary Building Dan Tektonika Konstruksi Ikat.

Gunantara, N., Sasmita, G. M. A., Dwijendra, N. K. A., Dewi, A. A. D. P., & Mataram, I. M. Perancangan Dan Pembuatan Tetaring Dengan Inovasi Material Dan Mempunyai Nilai Estetika.

Ata, M., & Ekomadyo, A. S. (2018). Adaptasi Arsitektur Tradisional Bali Pada Tempat-Tempat Komunal Di Desa Balinuraga, Kalianda, Lampung Selatan. Jurnal Koridor, 9(2), 312-321.

Manuaba, I. M. P. (2013). Modernitas Dalam Upacara Bhatara Turun Kabeh Di Pura Besakih. Lampuhyang, 4(1), 59-75.

Artiningsih, N. K. A. (2012). Pemanfaatan Bambu Pada Konstruksi Bangunan Berdampak Positif Bagi Lingkungan. Metana, 8(01).

L.Mardiwarsito. (1986). Kamus Jawa Kuna (Kawi)-Indonesia. Ende-Flores_ntt: Nusa Indah.

Gunawarman, A. A. G. R. Reconstruction Of Using Polpolansoil As A Traditional Building Material That Eco-Green. Global Connectivity, 381.

Sastrawan, I. W. W., Darmawan, I. G. S., & Mustika, N. W. M. (2018). Kenyamanan Termal Pada Taman Air Berarsitektur Tradisional Bali (Studi Kasus: Tirta Gangga). Undagi: Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa, 6(2), 51-59.

Diterbitkan
2021-12-15
Abstrak viewed = 387 times
PDF downloaded = 362 times