Jelmane To To Dogen: Genealogi Kekerasan dan Perjuangan Subaltern Bali
Abstrak
Abstrak Sejarah panjang kekerasan dan pentas pembentukan politik kebudayaan Bali meminggirkan narasi dari kelompok masyarakat yang disisihkan dan dikalahkan oleh kekuasaan. Narasi-narasi kecil mereka berada di tepi wacana pelestarian politik kebudayaan Bali. Padahal dalam kesaksian mereka terurai relasi kuasa yang terjadi dalam sejarah kekerasan dan konstruksi kebudayaan Bali. Para kelompok subaltern ini menjadi korban tapi kemudian bangkit berjuang (survivor) yang dengan caranya sendiri menjalani pergolakan hidupnya dengan penuh siasat dan perjuangan. Genealogi kekerasan menjadi pondasi dari terbentuknya kebudayaan Bali yang terwarisi dari zaman kolonial hingga kini. Genealogi kekerasan tercipta dalam serangkaian peristiwa-peristiwa yang menunjukkan bagaimana perjuangan orang-orang Bali untuk tetap bertahan hidup di tengah teror kekerasan oleh saudaranya sendiri, sesama krama (warga) Bali sendiri. I Nyoman Nambreg dan I Ketut Sorog salah satunya, menjadi saksi bagaimana tragedi kekerasan paling pilu dalam hidupnya. Ia menjadi saksi hidup ketika kedua anaknya meregang nyawa saat dibantai oleh beberapa orang yang ia kenal. Ia meyakini bahwa yang membantai anaknya orangnya adalah itu-itu juga (jelmane to to gen). Artikel ini berargumen bahwa konstruksi pembentukan politik kebudayaan Bali sudah menjadi esensialisme kebudayaan. Oleh karena itu, menempatkan kajian-kajian subaltern, narasi di luar kekuasaan dengan perspektif pascakolonial akan melahirkan kajian yang tajam dan humanistik dalam membongkar kuasa genealogi kekerasan dan politik kebudayaan Bali.Referensi
Baso, Ahmad. 2005 Islam Pascakolonial: Perselingkuhan Agama, Kolonialisme, dan Liberalisme. Yogyakarta: Mizan.
Fanon, Frantz. 2000 Bumi Berantakan: Buku Pegangan untuk Revolusi Hitam yang Mengubah Wajah Dunia. Jakarta: Teplok Press.
Gandhi, Leela. 2001Teori Poskolonial, Upaya Meruntuhkan Hegemoni Barat. Yogyakarta: Qalam.
Gramsci, Antonio. 2000 Sejarah dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Promethea.
Haryatmoko. 2002“Kekuasaan Melahirkan Anti-Kekuasaan, Menelanjangi Mekanisme dan teknik Kekuasaan Bersama Michel Foucault†dalam Basis edisi Konfrontasi Foucault dan Marx, No. 01-02, Tahun ke-51, Januari-Februari 2002.
Haryatomoko.2003“Menyingkap Kepalsuan Budaya Penguasa: Landasan Teoritis Gerakan Sosial Menurut Pierre Bourdieu†dalam Basis edisi khusus Pierre Bourdieu, No. 11-12, Tahun ke- 52, November-Desember 2003.
Kompas, 27 Oktober 2003
Loomba, Ania. 2003Kolonialisme/Pascakolonialisme. Yogyakarta: Bentang.
Lubis, Dr. Akhyar Yusuf. 2006 Dekonstruksi Epistemologi Modern, Dari Posmodernisme, Teori Kritis, Poskolonialisme hingga Cultural Studies. Jakarta: Pustaka Indonesia Satu.
Margi, I Ketut. 2001 Konflik dan Keresahan di Tengah Perubahan (Studi tentang Konversi Agama di Desa Petandakan, Buleleng, Bali). (tesis) pada Program Studi Kajian Budaya Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Nusa Harian, 27 Oktober 2003
Said, Edward. 2001 Orientalisme. Bandung: Penerbit Pustaka.
Santikarma, Degung. 2004“Sweeping†Bali, ‘Sekala†dan “Niskalaâ€. Kompas, 7 April 2004.
Smit, Linda Tuhiwai. 2005 Dekolonisasi Metodologi. Yogyakarta: Insist Press.
Sutrisno, Mudji dan Hendra Putranto (ed). 2004 Hermeneuitika Pascakolonial: Soal Identitas. Yogyakarta: Kanisius.
Tsing, Anna Lowenhaupt. 1998. Di Bawah Bayang-bayang Ratu Intan: Proses Marjinalisasi pada Masyarakat Terasing. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-sa4.footer##This journal provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge.
All articles published Open Access will be immediately and permanently free for everyone to read and download. We are continuously working with our author communities to select the best choice of license options, currently being defined for this journal as follows: Creative Commons Attribution-ShareAlike (CC BY-SA)