Institutional Arrangement of the Regional People’s Representative Council in State Administration System of Republic of Indonesia

  • Lukman Hakim Faculty of Law Widyagama University of Malang
Keywords: Arrangement, Essence, Regional People’s Representative Council, State Administration System

Abstract

Due to repeated changes in the operational arrangements, there is a lack of clarity about the essence of these institutions, which in turn affects their position, duties, functions, and institutional roles. This study aims to find the essence of the Regional People’s Representative Council institutions in accordance with the constitutional system in the Republic of Indonesia. This study was designed in normative juridical research namely identifying, classifying, and analyzing legal materials based on the norms and principles of constitutional law. The results show that there is still no normative agreement about the Regional People’s Representative Council, either institutionally as a regional legislative institution or as an element of regional government. These two methods resulted in different legal consequences. For this reason, it is necessary to redefine the Regional People’s Representative Council. The research shows that institutional arrangements for the council needs to be carried out through stages: constitutional structuring; arrangement/synchronization of laws and regulations (position structure) of the council with regional government laws, electoral regulations, and arrangements in relation to the council with government institutions in the region. The conclusion is that within the framework of an ideal constitutional system, it is necessary to clarify the essence of the Regional People’s Representative Council to ensure legal certainty. Clarity for the institution would greatly influence its authority, duties, and institutional functions. For this reason, institutional arrangements for the council need to proceed in stages to achieve clarity about the relevant questions.

References

Aprila Sari, I. M. D. C. (2015). Kewenangan Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan Kegiatan Alokasi Dana Cukai Hasil Tembakau. Yuridika, 28(2), 217–242.

Eddyono, L. W. (2017). Kajian Original Intent dan Pemaknaan Sistematik UUD 1945 Discourse On Decentralization of Political Parties : Original Intent Study and Systematic Meaning of The 1945. Jurnal Konstitusi, 14(1), 81–103.

Faiz, P. M. (2016). Legal Problems of Dualism of Judicial Review System in Indonesia. Jurnal Dinamika Hukum.

Fauzan, M. (2016). Peluang Titik Berat Otonomi Pada Daerah Provinsi dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia. Jurnal Media Hukum, 23, 173–189.

Fitri, S. H. (2015). Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Jurnal Online Mahasiswa (JOM), II(23), 1–14.

Harijanti, S. D., & Lindsey, T. (2006). Indonesia: General elections test the amended Constitution and the new Constitutional Court. International Journal of Constitutional Law.

Ihsan, R. (2015). Hubungan Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. GaneC Swara, 9(1), 111–120.

Kasmawati, A. (2012). Relevansi Kebijakan Desentralisasi Dengan Konsepsi Negara Kesatuan. Masalah-Masalah Hukum, 41(4), 579–586.

Kunci, K. (2016). Presidensialisme di Indonesia Antara Amanah Konstitusi dan Kuasa Partai Presidentialism in Indonesia Between Constitutional Mandate. Jurnal Konstitusi.

Kusnadi, A. (2017). Re-Evaluasi Hubungan Pengawasan Pusa dan Daerah Pemerintahan Daerah. Arena Hukum, 10(23), 61–77.

Muhammad, A. (2016). Harmonisasi Kewenangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah. Jurnal Supremasi, 9(2), 99–107.

Muin, F. (2015). Otonomi Daerah Dalam Perspektif Pembagian Urusan Pemerintah Pusat-Pemerintah Daerah Dan Keuangan Daerah. FIAT JUSTISIA.

Mukhlis. (2011). Kewenangan Lembaga-Lembaga Negara Dalam Memutus dan Menafsirkan UUD Setelah Amandemen Keempat UUD 1945. Syiar Hukum.

Nugraha, D. P. (2013). Memaknai (kembali) empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara indonesia. Law Review.

Nur Wijayanti, S. (2017). Hubungan Antara Pusat dan Daerah Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Jurnal Media Hukum, 23(2), 186–199.

Qurbani, I. D. (2014). Hubungan Wewenang Antara Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rechtidee, 9, 137–153.

Ridwansyah, M. (2017). Efforts to Find the Ideal Concept on the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. Jurnal Konstitusi, 14(4), 838–858.

Said, A. R. A. (2016). Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat-Pemerintah Daerah Dalam Otonomi Seluas-luasnya Menurut UUD 1945. FIiat Justisia.

Santoso, M. A. (2011). Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dalam Menjalankan Fungsi Pengawasan. Jurnal Hukum, 18(4), 604–620.

Setiady, T. (2014). Hubungan Kewenangan Pemerintah Pusat Dan Daerah Dalam Mengurus Bidang Pertanahan Dihubungkan Dengan Hukum Positif. Jurnal Ilmu Hukum Fiat Justisia, 8, 278–294.

Sunarso. (2006). Dinamika Hubungan Kekuasaan Pusat Dan Daerah Di Indonesia. Jurnal Civics, 3(2), 14–32.

Surya, R., & Saleh, K. A. (2017). Relationship of Central and Local Government in Special Autonomy in West Papua. Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan, 13(1), 1903–1919.

Wicaksono, D. A. (2015). Transformasi Pengaturan Distribusi Urusan Pemerintahan dari Pemerintah Pusat Kepada Pemerintahan Daerah. Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum, 2(1), 463–482.

Wiyanto. (2017). Pelaksanaan Fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Studi Tentang Efektifitas Hukum). 91, 399–404.

Yusdianto. (2015). Hubungan Kewenangan Pusat dan Daerah Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum, 2(1), 483–504.

Published
2020-11-24
Section
Articles
Abstract viewed = 180 times
PDF downloaded = 253 times