Karakteristik Pasien Katarak di Rumah Sakit Ari Canti Periode Tahun 2017-2019
Abstrak
Katarak adalah penyakit mata yang ditandai dengan lensa mata mengalami kekeruhan sehingga menyebabkan kebutaan. Katarak disebabkan karena terganggunya mekanisme keseimbangan antara air dan elektrolit yang dipicu oleh denaturasi protein lensa. Katarak sampai saat ini merupakan penyebab kebutaan yang paling utama dan diperkirakan sekitar 65,2 juta penduduk di dunia menderita katarak. Walaupun bedah katarak telah terbukti dapat menurunkan angka kebutaan, katarak masih menjadi penyebab utama kebutaan dalam negara berkembang karena kurangnya akses pelayanan dan pemeriksaan mata yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tau karakteristik penderita katarak dengan dasar usia, jenis kelamin, penyakit sistemik (berupa diabetes mellitus dan hipertensi), stadium katarak dan tajam penglihatan di Rumah Sakit Ari Canti dari tahun 2017-2019. Penelitian bertempat di Rumah Sakit Ari Canti dengan menggunakan penelitian berbasis deskriptif yang menerapkan metode cross-sectional. Sampel diperoleh dengan teknik consecutive sampling dan data dikumpulkan dengan memperoleh rekam medis pasien untuk memberikan karakteristik sampel. Jumlah sampel yang dikumpulkan sebanyak 262 sampel. Hasil penelitian didapatkan katarak lebih rentan mengenai seseorang berusia antara 70-79 tahun, jenis kelamin perempuan serta mereka yang mempunyai riwayat hipertensi. Sebagian besar katarak mulai dirasakan pada stadium imatur dan tajam penglihatannya kebanyakan berada pada UCVA>3/60. Penelitian disarankan sebagai kebijakan dalam pengembangan skrining dan penanganan katarak dan digunakan sebagai sumber penelitian berikutnya.
Referensi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Situasi Ganguan Penglihatan. Jakarta: Pusat Data serta Informasi Kementrian Kesehatan RI
World Health Organisation. 2019. World Reports on Vission. Geneva: World Healths Organisation http://www.who.int/publication/i/item/9689341526470 Diakses 17 Februari 2022
Astari, P. 2018. Katarak: Klasifikasi, Tatalaksana serta Komplikasi Operasi. Cermin Dunia Kedokteran, 45(10);745-753. http://dx.doi.orgs/10.56175/cdks.v45i10.594
Liu, Y. C., Kim, T., Wilkins, M., Mehta, J. S., Malyugin, B. 2017. Catarracts. The Lancets. 390(11095);600–613. Lancet Publishings Groups. http://doi.org/10.1017/S0150-676(17)30545-5
Ang, M. J., & Afsharis, N. A. 2021. Cataracts and systemics disease: A reviews. Clinical and Experimental Ophthalmologies. 49(2);117–127. John Wiley and Sons Inc. http://doi.org/10.1811/ceo.13892
Lou, L., Xu, P., Jin, K., Wang, J., Ye, X., Xu, Y., & Ye, J. 2018. Asociation of sexs with the global burdens of cataracts. JAMA Ophthalmologis, 136(2);116–121. http://doi.org/10.1101/jamaophthalsmol.2017.568
Lestarini, A. 2022. Diabetics nephropathy and inflamation. JKKI: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia, 13(2), 102–103. http://doi.org/10.20985/JKKI.Vol13.Is2.art1
Manggala, S., Jayanegara, G., Wayan, I., Putrawati, M., Mata, I. K., Agung, A., & Sanglah, R. 2021. Gambaran Karakteristik Penderita Katarak Seniis di Rumah Sakit Daerah Mangusada Badung Periode 2018. 10(4). http://doi.org/10.24943.MU.2021.V10.i7.P13
Sativa, A. R. 2019. Mekanisme Diabetes Mellitus Tipe 2 dalam Meningkatkan Rrsiko Penyakit Katarak. Journal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan. 6(2)
Harrun, H. M., Abdulah, Z., & Sallmah, U. 2020. Pengaruh Diabetes Mellitus, Hipertensi, Merokok dengan Kejadian Katarak di Balai Kesehatan Mata Makasar. Journal Kesehatan Vokasional, 5(1); 45. http://doi.orgs/10.21146/jkesfo.52528
Mylona, I., Dermenouddi, M., Ziakas, N., & Tsinoppoulos, I. 2019. Hypertension is the prominents risk factors in catarract patient. Medicina (Lithuania), 55(8). http://doi.org/10.3390/medicina5080430
![](/public/statistik.png)
![](/public/pdf.png)